Breaking News
Loading...
Senin, 23 November 2015

        Dalam perkembangan ilmu pengetahuan sekarang ini, banyak perkembangan ilmu dalam menyingkapi makna - makna tertentu. Makna itu di kalangan akademisi banyak menjadi perdebatan, sampai kepada titik di mana kalangan akademisi tersebut menerapkan dan membagi kepada masyarakat. Makna yang beraneka ragam bisa timbul dari istilah - istilah yang ada dan termasuk baku. Kadang ada kalimat yang tak asing di dengar, tapi dalam pemaknaannya sering berbeda - beda malahan ada yang mengartikan jauh dari makna yang sesungguhnya dari apa yang menjadi tujuan kalimat tersebut. Kalangan akademisi selalu menggali makna - makna dari kalimat terdahulu dan di simpulkan sekarang dan ada juga kalimat yang benar - benar baru dan di maknakan sesuatu kaidah tempatnya.

        Misalnya saja Kalimat Manifesto. Manifesto secara garis besar adalah  pernyataan sikap sebuah kelompok yang diumumkan kepada publik dan sering bermuatan politis.

        Manifesto adalah suatu berbaur Filosofi yang menjelma menjadi  tindakan sikap individu mau pun golongan dalam menyampaikan maksud dan tujuan yang di miliki oleh individu atau sebagian golongan yang di sampaikan kepada halayak ramai guna mencapai hasrat yang di inginkan agar halayak ramai tersebut mengetahui dan paham apa yang di sampaikan tersebut. ( Extrix Mangkepriyanto, S.H. )

        Oleh perkembangan zaman maka pengerian - pengertian manifesto menjadi lebih produktif. Sampai di gunakan sebagai roda penggerak politik. Timbulah pengertian Manifesto Politik, manifesto politik itu sendiri di artikan dan di terapkan oleh Para Pemuda yang termasuk kumpulan para mahasiswa Indonesia yang belajar di Negara Belanda pada saat itu, dan mereka mendirikan Perhimpunan Indonesia hasil buah karya Mahasiswa Indonesia yang belajar di Belanda pada saat itu. Dan mereka merumuskan Manifesto Politik. Yang berbunyi :

        Manifesto politik yang dikeluarkan oleh Perhimpunan Indonesia tahun 1925 antara lain berisi:

1. Rakyat Indonesia sewajarnya diperintah oleh pemerintah yang dipilih mereka sendiri.
2. Dalam memperjuangkan pemerintahan sendiri itu tidak diperlukan bantuan dari pihak manapun.
3. Tanpa persatuan kokoh dari berbagai unsur rakyat tujuan perjuangan itu sulit dicapai.

        Dari Manifesto Politik yang di keluarkan Perhimpunan Indonesia ini menjadikan tolak ukur Manifesto Politik yang ada di Indonesia ini. Manifesto Politik ini yang keluar pada tahun 1925 merupakan sebagai penjelas dari makna Sumpah Pemuda tahun 1928. Sebenarnya kekuatan Sumpah Pemuda merupakan latar belakang dari Manifesto Politik yang di kumandangkan oleh Perhimpunan Indonesia, alhasil untuk memperjelas saja maka Sumpah Pemuda menjadi suatu corak agar mengingat para pemuda yang berbagai suku dan budaya tersebut di kenal. Karna pendiri Perhipunan Indonesia itu sendiri mayoritas kalangan pemuda yang membaur menjadi sebuah penggerak perubahan. Maka dari itu di buatlah peringatan hari Sumpah Pemuda dan tidak memperingati Hari Manifesto Politik karna Penulis kira terlalu berbaur sebuah kelompok tapi kalau menyingkapi Sumpah Pemuda saja kesannya menjadi luas dan tanpa perbedaan.

        Manifesto Politik tahun 1925 yang di kumandangkan oleh Prhimpunan Indonesia tersebut di pimpin oleh Wakil Presiden Indonesia Muhm. Hatta(waktu itu blm menjadi Walpres).

        Manifesto Politik atau dikenal juga dengan istilah Manipol dalam  pidato Bung Karno pada tanggal 17 Agustus 1959 yang berjudul Penemuan Kembali Revolusi Kita. Maksud dari Revolusi  berarti menjebol dan membangun setelah kita merebut kemerdekaan dari kolonialisme Belanda, dan mengkikis habis sisa-sisa kolonialisme seperti demokrasi liberal ekonomi kapitalis dan system feodalisme. Selanjutnya kita akan membangun di segala bidang kehidupan dalam rangka mewujudkan masyarakat adil makmur (AMPERA). Sedangkan Bung Karno menegaskan kembali pada tahun 1960 bahwa revolusi Indonesia belum selesai. Ini sebagai reaksi dari anggapan sekelompok elit politik bahwa setelah pengakuan kedaulatan revolusi sudah selesai periode 1950 s/d 1959.

        USDEK  adalah intisari dari MANIPOL. MANIPOL berdasarkan ketentuan MPRS NO. 1/1960 telah menjadi Garis-garis Besar Haluan Negara dan Manipol ini tidak dapat dipisahkan dari Dekrit Presiden 1959, 5 Juli 1959 yang isinya :
1.    Pembubaran Konstituante
2.    Kembali kepada UUD 1945
3.    Tidak berlakunya UUD semetara

        Di sini Manifesto Politik yang di kumandangkan Ir. Soekarno di kenal sebagai Manipol atau USDEK.

        Makna lain dari Manifesto Politik adalah suatu Filosofi yang menjadi pendobrak yang di sampaikan ke halayak ramai agar mengetahui dan merasakan apa yang menjadi filosofi yang telah di pikirkan dan menjadi Idiologi suatu Negara. ( Extrix Mangkepriyanto, S.H.).

        Kekuatan dari manifesto sendiri saya kira dapat menjadi acuan pada negara yang mengedepankan dan ini dapan menjadi sebuah Idiologi kuat dalam panji – panji sebuah negara. Agar kokoh dalam membangun negara yang sejatera.



By Extrix Mangkepriyanto, S.H.
Follow akun Twitter saya juga : @Mr_Extrix

0 comments:

Posting Komentar

Kita Adalah Makhluk Filsafat

Kita Adalah Makhluk Filsafat

Popular Posts